BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Biasanya, sebuah perusahaan
diorganisasi sepanjang garis pertanggungjawaban. Bagan organisasi tradisional,
dengan bentuk piramidanya, mengilustrasikan garis peranggungjawaban yang
mengalir dari CEO terus melewati wakil presiden menuju mnajer madya dan manajer
lebih rendah. Seperti ditunjukkan oleh skenario yang mengawali makalah ini,
ketika ukuran organisasi bertambah besar, garis pertanggungjawaban akan menjadi
lebih panjang dan lebih banyak. Struktur tradisional menjadi tidak praktis.
Praktek kontemporer saat ini sedang menuju suatu hierarki yang datar. Struktur
ini, yang mengandalkan tim kerja, konsisten dengan desntralisasi.
South-Western
College Publihing, misalnya mengurangi banyak organisasi departemennye dan
mengembangkan tim-tim lintas fungsional. Hasilnya, South-Western mengurangi
jenjang hieraki dari lima menjadi tiga
Terdapat
hubungan yang erat antara struktur organisasi dan sistem akuntansi
pertanggungjawaban. Idealnya, sistem akuntansi pertanggungjawaban mencerminkan
dan mendukung struktur dari sebuah organisasi.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Akuntansi
Pertanggungjawaban ?
2. Apa yang dimaksud dengan Transfer Pricing ?
3. Apa yang dimaksud dengan ROI, RI, EVA ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pusat
Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang mengukur hasil dari masing-masing
pusat pertanggungjawaban berdasarkan informasi yang diperlukan manajer
untuk menjalankan divisinya. Jenis-jenis akuntansi pertanggungjawaban:
1.
Pusat
biaya (cost center): pusat pertanggungjawaban dimana manajer hanya
bertanggungjawab atas biaya.
2.
Pusat
pendapatan (revenue center): pusat pertanggungjawaban dimana manajer hanya
bertanggungjawab atas penjualan.
3.
Pusat
laba (profit center): pusat pertanggungjawaban dimana manajer bertanggungjawab
atas pendapatan dan biaya.
4.
Pusat
investasi (investment center): pusat pertanggungjawaban dimana manajer hanya
bertanggungjawab atas pendapatan, biaya dan investasi.
|
Biaya
|
Penjualan
|
Investasi Modal
|
Lain lain
|
Pusat Biaya
|
X
|
|
|
|
Pusat Pendapatan
|
Hanya biaya
langsung
|
X
|
|
|
Pusat Laba
|
X
|
X
|
|
|
Pusatt Investasi
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Desentralisasi Dalam
mengelola berbagai akuntansi pertanggungjawaban yang dimilikinya, perusahaan
dapat menggunakan salah satu dari strategi berikut ini:
Ø Sentralisasi, yaitu pemusatan wewenang pembuatan keputusan pada top
manajemen.
Ø Desentralisasi, yaitu pendelegasian wewenang pada
manajer tingkat bawah untuk membuat keputusan dan melaksanakannya di area yang
menjadi tanggungjawabnya.Untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan,
banyak perusahaan yang memilih desentralisasi. Alasan diperlukannya desentralisasi:> Memudahkan dan mempercepat
pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi lokal.> Kualitas
keputusan lebih baik karena dibuat oleh orang yang paling mengetahui kondisi
operasional.> Manajemen tingkat atas dapat lebih berfokus pada kebijakan dan
rencana stratejik perusahaan karena keputusan harian dilakukan oleh manajemen
tingkat bawah. > Sebagai sarana untuk memotivasi manajer divisi sekaligus
ajang latihan untuk mengelola seluruh apek yang ada dalam area tanggungjawabnya>
Meningkatkan kompetisi dan mendekatkan divisi pada kondisi pasarNamun perlu
diingat bahwa tidak ada satu perusahaan pun yang menerapkan secara ekstrem
salah satu dari strategi tersebut, namun mengkombinasikan pelaksanaannya sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Beberapa hal mendasar diatur secara sentralisasi
dan beberapa hal lainnya menggunakan kebijakan desentralisasi.
B.
Mengukur Kinerja Pusat
Investasi
Pusat
biaya diukur kinerjanya dengan membandingkan antara biaya aktual dan biaya
anggaran. Pusat pendapatan diukur kinerjanya dengan membandingkan antara
pendapatan aktual dan pendapatan anggaran. Pusat laba diukur kinerjanya dengan
membandingkan antara laba aktual vs laba anggaran. Lalu, bagaimana mengukur
kinerja pusat investasi? Kinerja
pusat investasi tidak boleh diukur hanya dari laba yang diperoleh, tetapi juga
harus dihubungkan dengan investasi pada pusat tersebut. Terdapat dua metode
yang digunakan untuk mengukur kinerja pusat investasi, yaitu Return on
Investment (ROI),
Residual Income (RI) dan Economis Value Added
(EVA).
1. Return
on Investment (ROI)
ROI merupakan ukuran kinerja
pusat investasi yang paling umum digunakan. ROI mengukur laba per rupiah
investasi. Rumus untuk menghitung
ROI adalah sebagai berikut:
Karena ROI yang dihitung adalah
ROI pusat investasi, maka laba pada rumus di atas adalah laba pusat investasi
dan aset operasi juga aset operasi pusat investasi. ROI juga dapat dihitung
secara terinci dengan rumus berikut:
Kelebihan ROI:
1. Mendorong manajer untuk memperhatikan
hubungan antara penjualan, biaya, dan investasi
2.
Mendorong manajer untuk berfokus pada efisiensi biaya
3. Mendorong manajer untuk berfokus pada
efisiensi aset operasi dan mencegah pemborosan investasi.
Kelemahan
ROI:
1.
Dapat menghasilkan pandangan yang sempit tentang laba divisi dengan
mengorbankan laba perusahaan secara keseluruhan. ROI mendorong manajer untuk
tidak melakukan investasi yang akan menurunkan ROI rata-rata pusat investasi,
meskipun sebenarnya investasi tersebut akan meningkatkan laba perusahaan secara
keseluruhan.
2.
Mendorong manajer untuk berfokus pada keuntungan jangka pendek (short run)
dengan mengorbankan keuntungan jangka panjang (long tun).
Contoh
soal:
Sebuah divisi
elektronik mempunyai kesempatan untuk berinvestasi dalam dua proyek di tahun
depan: sebuah kamera digital dan TV layar datar. Hal-hal yang diminta untuk
tiap investasi dan ROI:
Divisi
saat ini menggunakan aset operasi Rp75.000.000; sedangkan laba operasi atas
investasi sekarang sebesar Rp11.250.000. Divisi telah mendapat persetujuan
untuk mengajukan investasi modal baru sebesar Rp15.000.000. Kantor pusat
perusahaan meminta semua investasi menghasilkan sedikitnya 11% (tingkat ini
mencerminkan jumlah yang harus dihasilkan untuk menutup biaya perolehan modal).
Diminta:
Hitunglah
ROI divisi untuk tiap-tiap skenario:
(1)
investasi pada kamera digital,
(2)
investasi pada TV layar datar,
(3)
investasi pada keduanya dan
(4)
tidak berinvestasi pada keduanya. Jika kinerja divisi diukur dengan ROI, apa keputusan investasi yang sebaiknya
diambil divisi elektronik tersebut?
Dengan
memperhatikan perhitungan ROI di atas, maka keputusan investasi yang akan
diambil oleh divisi yang kinerjanya diukur berdasarkan ROI adalah mengambil
investasi pada TV layar datar saja. Investasi tersebut menghasilkan ROI divisi
yang lebih tinggi dibandingkan alternatif investasi lainnya.Pilihan investasi
hanya pada TV layar datar saja dianggap dapat memaksimalkan ROI divisi, namun
sebenarnya hal tersebut merugikan dalam perolehan laba perusahaan secara
keseluruhan. Jika investasi pada kamera digital diambil, maka perusahaan akan
memperoleh laba Rp1.300.000,00. Dengan tidak memilih investasi tersebut, maka
dana sebesar Rp10.000.000 hanya akan diinvestasikan pada tingkat kembalian 11%,
atau menghasilkan laba Rp1.100.000. Hal ini akan merugikan peluang laba
investasi perusahaan sebesar Rp200.000 (Rp1.300.000 - Rp1.100.000). Dengan
demikian, maka penekanan yang berlebihan terhadap penggunaan ROI sebagai dasar
penilaian kinerja justru merugikan perusahaan.
2.
Residual Income (RI)
Untuk
mengatasi kecenderungan ROI menciptakan investasi yang menguntungkan bagi
perusahaan tetap mengurangi ROI divisi, beberapa perusahaan mengadopsi suatu
ukuran kinerja alternatif yang disebut laba residu. Laba residu (residual
income) adalah selisih antara laba operasi dan pengembelian dolar miniminal
yang disyaratkan oleh aktiva operasi perusahaan.
RI = Laba operasi – (Tingkat pengembalian minimal x
Aktiva operasi)
|
·
Keunggulan Laba Residu
Pertimbangkan kembali kasus sebelumnya. Ingat bahwa manajer divisional
menolak kamera digitalkarena proyek tersebut mengurangi ROI divisional, namun,
keputusannya membebani laba perusahaan sebesar Rp 200.000. Penggunaan laba
residu sebagai ukuran kinerja mungkin mampu mncegah kerugian ini.
·
Kelemahan Residual Income (RI)
Laba
residu, seperti ROI dapat mendorong terciptanya orientasi jangka la Ruth Lunsford itu dievaluasi berdasarkan laba residu, maka dia
mungkin akan melkukan tindakan-tindakan serupa.
Contoh soal :
Kamera
Digital
Laba Residu = Laba operasi – (Tingkat pengembalian min x aktv operasi)
= Rp
1.300.000 – (0,11 x Rp 10.000.000)
= Rp 200.000
TV
layar datar
Laba Residu = Rp 680.000 –
(0,11 x Rp 4.000.000)
= Rp
680.000 – 440.000
= Rp
240.000
Perhatikan bahwa kedua proyek
menghasilkan laba residu yang positif. Sebagai perbandingan., laba residu
setiap alternatif
|
Kamera Digital
|
TV layar Datar
|
Kamera+ TV
|
Tidak berinvestasi
|
Aktiva operasi
|
Rp 12.550.000
|
Rp 11.930.000
|
Rp 13.230.000
|
Rp 11.250.000
|
Laba operasi
|
Rp 85.000.00
|
Rp 79.000.000
|
Rp 89.000.000
|
Rp 75.000.000
|
Pengembalian
minimal*
|
Rp 1.380.500
|
Rp 1.312.300
|
Rp 1.455.300
|
Rp 1.237.500
|
Laba Residu
|
Rp 7.119.500
|
Rp 77.687.700
|
Rp 87.544.700
|
Rp 73.762.500
|
Keterangan : *0,11 x
Aktiva operasi
Tabel diatas memperlihatkan bahwa
pemilihan kedua proyek menghasilkan kenaikan laba residu yang paling tinggi.
Penggunaan laba residu mendorong manajer untuk menerima proyek apa pun yang
menghasilkan pengembalian di atas tingkat minimal.
3.
Economic Value Added
(EVA)
Sebuah alternatif
pengukuran kinerja diajukan untuk mengantisipasi penggunaan ROI yang cenderung
menolak investasi yang menurunkan ROI divisi meskipun sebenarnya menguntungkan
perusahaan. Alternatif tersebut adalah EVA. EVA merupakan selisih antara laba
pusat investasi dan return minimal yang ditetapkan oleh kantor pusat. Jika EVA
bernilai positif, perusahaan bertambah kekayaannya, namun jika EVA bernilai
negatif perusahaan berkurang kekayaannya. EVA dinyatakan dalam satuan uang,
bukan dalam presentase tingkat return. EVA dapat dihitung melalui rumus berikut
ini:
EVA =
laba operasi setelah pajak - (biaya modal rata-rata tertimbang x modaltotal
yang digunakan).
Kesulitan
yang sering dihadapi oleh perusahaan adalah bagaimana menghitung biaya modal
(Cost of Capital employed/CoC). Ada dua langkah yang harus dilakukan dalam
menghitung biaya modal:
ü
Menentukan biaya modal
rata-rata tertimbangBiasanya, biaya modal rata-rata (Weighted Average Cost of
Capital/WACC). dinyatakan dalam suatu persentase. Perusahaan harus terlebih
dahulu mengidentifikasi sumber pembiayaan investasi, apakah dari utang atau
penjualan saham. Jika dana diperoleh dari utang (baik utang bank maupun utang
obligasi), maka biaya modal dihitung dari tingkat bunga yang harus dibayar dan
nantinya akan mendapatkan manfaat pengurangan pajak. Jika diperoleh dari
penjualan saham, biaya modalnya adalah return investasi yang diberikan kepada
pemegang saham, namun tidak memperoleh manfaat pengurangan pajak.
ü
Menentukan nilai
nominal jumlah modal yang digunakan
Contoh soal:
Perusahaan akan membiayai sebuah investasi senilai Rp100.000.000 dan akan
menghasilkan laba bersih operasi Rp15.000.000 dengan menggunakan tiga sumber
pembiayaan, yaitu utang obligasi jk.panjang (tk. bunga 9%) sebesar
Rp40.000.000, utang bank (tingkat bunga 10%) sebesar Rp30.000.000, dan
penjualan saham umum (tk. return yang diharapkan 12%)sebesar Rp30.000.000. Tarif
pajak yang ditetapkan pemerintah 30%.
Diminta:
(a) berapakah biaya
modal rata-rata tertimbang (WACC) investasi tersebut?
(b) berapakah EVA investasi?
Perhitungan EVA menunjukkan nilai
positif sebesar Rp2.280.000, artinya investasi menghasilkan laba melebihi biaya
modal yang digunakan, atau bisa dikatakan investasi tersebut menambah nilai
kekayaan perusahaan.
Aspek Keperilakuan dari EVA
Sejumlah
perusahaan menemukan bahwa EVA membantu mendorong perilaku yang tepat dari
divisinya dan menekankan bahwa pendapatan operasi saja tidaklah cukup. Hal ini
dikarenakan EVA mengandalkan pada biaya modal aktual.
Ketika tanggungjawab untuk keputusan
investasi ada di tangan manajemen perusahaan, biaya modal dianggap sebagai
pengeluaran perusahaan. Jika divisi membeli persediaan dan melakukan investasi,
maka pembiayaan atas investasi itu dibebankan dalam laporan laba rugi
perusahaan dan tidak dianggap sebagai pengurangan laba operasi divisi.Untuk
pengukuran kinerja, EVA dipandang lebih baik dari ROI. Alasan utamanya karena
EVA mendorong para manajer untuk mengambil keputusan investasi yang
menguntungkan perusahaan secara keseluruhan, yang mungkin ditolak oleh manajer
yang diukur kinerjanya dengan ROI. Kunci keunggulan EVA adalah bahwa EVA
menekankan pada laba operasi setelah pajak dan biaya modal aktual. Para
investor menyukai EVA karena menghubungkan laba dengan jumlah sumber daya yang
diperlukan untuk memperolehnya.
C. Transfer Pricing
Dalam
organisasi yang terdesentralisasi, output dari satu divisi sering menjadi input
bagi divisi lainnya. Dari transaksi internal semacam itu, muncullah mekanisme
harga transfer (transferprice). Harga transfer adalah nilai dari barang yang
ditransfer, dimana nilai tersebut menjadi pendapatan bagi divisi yang menjual
dan menjadi biaya bagi divisi yang membeli. Harga transfer mempengaruhi
divisi-divisi yang terlibat transfer serta perusahaan secara keseluruhan
melalui pengaruhnya pada ukuran kinerja divisi, laba perusahaan secara
keseluruhan, dan otonomi divisi.Pendekatan Biaya Oportunitas sebagai Pedoman
dalam Transfer Pricing Pendekatan
biaya oportunitas mengidentifikasikan harga minimum dan maksimum yang dapat
diterima oleh divisi pembeli dan harga maksimum yang akan bersedia dibayar oleh
divisi penjual.•/ Harga transfer minimum adalah harga transfer yang tidak akan
membuat divisi penjual merasa rugi jika menjual input kepada divisi internal
perusahaan dibandingkan jika menjual input kepada pihak di luar perusahaan.•/
Harga transfer maksimum adalah harga transfer yang tidak akan membuat divisi
pembeli merasa rugi jika harus membeli barang dari divisi internal perusahaan
dibandingkan jika membeli dari luar.Tiga metode yang biasa digunakan dalam
penetapan harga transfer:
1.
Harga Pasar Secara umum, harga pasar akan menjadi harga terbaik bagi harga transfer. Harga pasar akan menjadi
ideal jika:
·
pasar bersifat
persaingan sempurna,
·
terdapat pasar ekstern
untuk produk yang ditransfer,
·
divisi penjual dan
pembeli bebas untuk menjual dan membeli produk sebanyak yang dibutuhkan (produk
mampu diserap oleh/dari pasar). Harga transfer minimum bagi divisi penjual dan
harga transfer maksimum bagi divisi pembeli adalah harga pasar. Menetapkan
harga transfer yang berbeda dari harga pasar akan mengurangi profitabilitas
perusahaan secara keseluruhan.
2. Harga Transfer
NegosiasianDalam praktiknya, pasar persaingan sempurna sangat jarang ditemukan
sehingga harga pasar tidak lagi sesuai untuk harga transfer. Dalam kasus
seperti ini, harga dari hasil negosiasi transfer bisa menjadi alternatif
terbaik. Harga transfer negosiasian menawarkan beberapa keunggulan terkait
dengan kriteria goal congruence, otonomi, dan keakuratan evaluasi kinerja.
Biaya oportunitas dapat digunakan untuk menentukan batasan negosiasi yang
dilakukan.Adapun kelemahan dari harga transfer negosiasian, antara lain:
·
Manajer divisi yang
mempunyai informasi pribadi dapat mengambil keuntungan dari manajer divisi yang
lain.
·
Ukuran kinerja dapat
dipengaruhi oleh kemampuan negosiasi dari manajer.
·
Negosiasi dapat
menghabiskan waktu dan sumber daya yang cukup besar.
3. Harga Transfer
Berdasarkan BiayaPenggunaan harga transfer berdasarkan biaya tidak lazim direkomendasikan;
namun apabila transfer menimbulkan dampak yang kecil terhadap profitabilitas
kedua divisi, pendekatan ini dapat diterima. Tiga bentuk penetapan harga
berdasarkan biaya, antara lain:
·
Biaya penuhBiaya penuh
(full cost) meliputi biaya tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja langsung,
overhead variabel, dan bagian dari overhead tetap. Pendekatan ini sangat
sederhana dalam penghitungannya namun memiliki banyak kelemahan. Penetapan
harga transfer penuh dapat merusak insentif, mengganggu ukuran-ukuran kinerja,
tidak mampu menyajikan informasi yang akurat tentang biaya kesempatan, serta
menutup kemungkinan harga negosiasian.
·
Biaya penuh plus
markupPenetapan dengan biaya penuh plus markup ini memiliki masalah yang sama
seperti pada biaya penuh, namun kelemahannya dapat diminimalkan apabila markup
bisa dinegosiasikan.
·
Biaya variabel plus
ongkos tetapKeunggulan metode ini dibanding biaya penuh plus markup adalah
apabila divisi penjual sedang beroperasi di bawah kapasitas, maka biaya
bariabel adalah biaya kesempatannya. Dengan menganggap bahwa ongkos biaya tetap
dapat dinegosiasikan, pendekatan biaya variabel sama dengan penetapan harga
transfer negosiasian. Saat ini, banyak perusahaan yang mengarah pada penggunaan
benchmarking dan outsourcing. Dengan benchmarking, perusahaan mempelajari
bagaimana perusahaan lain mencapai efektivitas dan lebih tertarik dalam
pencapaian biaya/harga serendah mungkin. Dengan outsourcing, penyediaan
barang/jasa secara internal dilakukan oleh suatu perusahaan eksternal sehingga
harga transfer adalah harga pasar sebenarnya.
Contoh soal :
Devisi komponen memproduksi suku cabang yang
digunakan oleh devisi barang. Biaya produksi suku cabang adalah sebagai berikut
:
Bahan
Langsung $10
Tenaga Kerja
Langsung $ 2
Overhead
Variabel $ 3
Overhead
Tetap $ 5
Total Biaya $20
*Didasarkan
pada volume 200.000 suku cabang
|
biaya lain yang dikeluarkan devisi komponen adalah
sebagai berikut:
Biaya penjualan dan administrasi tetap $500.000
Biaya penjualan variable per unit $1
|
suku cabang biasanya dijual dengan harga antara $28
dan $30 dalam pasar eksternal. Saat ini, devisi komponen menjual produknya
kepada pelanggan eksternal seharga $29. Devisi ini mampu memproduksi 200.000 unit
per tahun. Namun, karena kondisi perekonomian yang kurang menguntungkan, hanya
150.000 unit yang diperkirakan akan diproduksi selama tahun yang akan dating.
Biaya penjualan variable dapat dihindari apabila suku cabang dijualn secara
internal.
Devisi barang membeli suku cabang serupa dari
pemasok ekstrenal dengan harga $28. Devisi ini memperkirakan bahwa kebutuhan
suku cabang selama tahun yang akan dating adalah 50.000 unit. Menajer devisi
barang telah mengajukan tawaran untuk membeli 50.000 unit dari devisi komponen
seharga $18.
Diminta :
1. Hitunglah harga transfer minimum yang dapat diterima
devisi komponen
2. Hitunglah harga transfer maksimum yang bersedia
dibayar oleh manajer devisi barang,
3. Haruskah transfer internal dilakukan? Mengapa?
Apabila anda adalah manajer devisi komponen, bersediakah anda menjual 50.000
suku cabang dengan harga $18 per unit? Jelaskan.
4. Seandainya total aktiva operasi rata-rata devisi
kompinen adalah $10 juta. Hitunglah ROI untuk tahun yang akan dating, dengan
menganggap bahwa 50.000 unit tersebut ditransfer ke devisi barang dengan harga
$21 per unit.
Jawab:
1. Harga transfer minimum adalah $15. Deviusi komponen
memilki kapasitas menganggur dan harus menutup hanya biaya incremental, yang
merupakan biaya produksi variable.
2. Harga transfer maksimum adalah $28. Devisi barang
tidak akan bersedia membayar lebih tinggi dari pemasok eksternal.
3. Ya, transfer internal seharusnya terjadi. Biaya
oportunitas devisi penjual adalah lebih kecil dari biaya oportunitas devisi
pembeli. Devisi komponen akan memperoleh
tambhaan laba $150.000 ($3x50.000). namun, manfaat bersama total adalah
$650.000 ($13x50.000). manajer divisi komponen seharusnya berusaha merundingkan
hasil yangh lebih menarik bagi devisi tersebut.
4. Laporan laba rugi:
Penjualan
[($29x150.000) + (21x50.000)] $5.400.000
Harga pokok
penjualan variable ($15x200.000) (3.000.000)
Beban
penjualan variable ($1x150.000) ( 150.000)
Marjin kontribusi $2.500.000
Overhead
tetap ($5x200.000) (1.000.000)
Biaya
penjualan dan administrasi tetap ( 500.000)
Laba operasi $ 750.000
ROI = Laba operasi/aktiva operasi rata-rata
= $750.000/$10.000.000
= 0,075
|
KASUS
1. Devisi elektronik memperoleh peluang melakukan
investasi dalam dua proyek untuk tahun yang akan datang, proyek mesin penjawab
telpon digital dan proyek alat video game. Biaya yang dibutuhkan untuk
masing-masing investasi, pengembalian, dan ROI adalah sebagai berikut:
|
Mesin
penjawab
|
Video game
|
Investasi
|
$10.000.000
|
$4.000.000
|
Laba Operasi
|
1.300.000
|
640.000
|
ROI
|
13%
|
16%
|
Devisi saat
ini menghasilkan ROI sebesar 18%, dengan aktiva operasi $75 juta. Laba operasi
atas investasi berjalan adalah $13.5 juta. Devisi telah mendapat persetujuan
hingga $15 juta untuk modal investasi baru. Kantor pusat mensyaratkan bahwa
semua investasi menghasilkan paling sedikit 12% (ini menggambarkan jumlah yang
harus diterima korporasi untuk menutup biaya modal). Modal yang tidak
dimanfaatkan oleh divisi diinvestasikan oleh kantor pusat dan menghasilkan
pengembalian 12%.
Diminta :
a. Hitunglah ROI divisi untuk masing-maisng scenario
berikut:
-
Investasi pada mesin penjawab
-
Investasi pada video game
-
Investasi pada kedua proyek
-
Atau tidak melakukan investasi
Skenario
manakah ynag akan dipilih oleh manajer?
b. Apakah pilihan manajer divisional tersebut
menghasilkan laba bagi perusahaan? Bila ya, berapa besar?
2. Masih dengan soal yang di atas, diminta:
a. Hitunglah laba residu proyek nesin penjawab
b. Hitunglah laba residu proyek video game
c. Hitunglah laba residu divisi apabila tidak ada
investasi. Apabila manajer dievaluasi berdasarkan laba residu, apakah keputusan
investasi (proyek mesin penjawab, proyek video game, tidak melakukan investasi,
atau investasi dalam kedua proyek) akan dibuat? Mengapa?
3. Padgett, Inc. mempunyai beberapa divisi, termasuk
divisi matras dan divisi furniture. Divisi furniture memproduksi suatu lini
ranjang sofa, yang menggunakan matras yang dibeli dari pemasok luar seharga
$90. Jim Jackson, manajer divisi matras, telah melakukan pendekatan kepada
Cynthia Tucker, manajer divisi furniture, megenai penjualan matras kepada
divisi furniture untuk kebutuhan lini ranjang sofa. Jim telah meneliti
biaya-biaya produksi matras, dna menetapkan biaya-biaya sebagai berikut:
Bahan langsung
|
$20
|
Tenaga kerja langsung
|
$18
|
Overhead variable
|
$17
|
Overhead tetap
|
$30
|
Total
biaya produksi
|
$85
|
Saat ini, divis matras memilki kapasitas produksi
100.000 matras tetapi hanya memproduksi 50.000. divisi funitur membutuhkan
30.000 matras per tahun.
Diminta :
a. Berapakah harga transfer maksimum? Harga transfer
minimum? Haruskan transfer terjadi?
b. Misalkan bahwa Jim dan Cynthia sepakat mengenai
harga transfer sebesar $75. Apkaah manfaatnya bagi maisng-masing divisi? Apakah
manfaatnya bagi perusahaan secara keseluruhan?
c. Misalkan bahwa divisi matras beroperasi sesuai
kapasitas. Berakaha harga transfer maksimum? Harga transfer minimum? Haruskan
transfer terjadi dalam kasus ini? Mengapa ya, dan mengapa tidak?
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Akuntansi pertanggungjawaban
adalah suatu system yang mengukur
hasil-hasil dari pusta pertanggungjawaban dan membandingkan hasil-hasil
tersebut dengan hasil yang diproyeksi. Empat jenis pusat pertanggungjawaban
adalah pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi.
ROI adalah rasio laba operasi
terhadapa aktiva operasi rata-rata. Ukuran kinerja manajer yang plaing lazim
pada unit-unit desentralisasi.
Laba residu adalah selisih
antara laba operasi dan syarat pengembalian dolar minimal dalam aktiva operasi
perusahaan. Laba residu merupakan suatu ukurn kinerja alternative yang
mengatasi kecendrungan manajer mengabaikan investasi yang menguntungkan
perusaah secara keseluruhan..
Transfer pricing merupakan laba
bagi divisi yang menjuala dan biaya bagi divisi yang membeli, sehingga harga
yang dikenakan terhadap barang antara tersebut mempengaruhi laba operasi kedua
divisi.
0 Response to "makalah tentang Akuntansi Pertanggungjawaban"
Post a Comment