PERADABAN
ISLAM
PADA
MASA KERAJAAN TURKI UTSMANI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
PROGRAM
PACASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM IAIN AR-RANIRY
DARUSSLAM-BANDA ACEH
1432 H / 2012 M
BAB
I
PENDAHULUAN
Abad pertengahan di Eropa sering disebut zaman kemunduran
jika dibandingkan dengan zaman klasik (Yunani-Romawi). Sebaliknya Negara-negara
Arab pada abad pertengahan mengalami kemajuan, namun akhirnya negeri itu
sedikit demisedikit mengalami kemerosotan.dalam bidang kebudayaan dan
kekuasaan.
Setelah perang maladki pada tahun 463 H / 1071 M, yang
dimenengkan oleh orang-orang saljuk dengan kemenangan yang paling gemilang atas
Romawi, pengaruh kemenangan ini terus meluas ke negeri Anatolia dan kemudian
jatuh ketangan mongolia.bersamaan lemahnya Mongolia, pemerintahan saljuk Romawi
terpecah menjadi beberapa pemerintahan dengan kondisi yang lemah dan saling
bertikai. Pemerintahan Usmaniyah lalu menguasainya pada waktu yang berbeda,
kemudian menyatukan wilayah ini dibawah benderanya.[1]
Rentang sejarah antara tahun 923-1342 H dari sejarah Islam
merupakan masa Usmaniyah. Hal ini karena kekuasaan Usmaniyah merupakan periode
terpanjang dari halaman sejarah Islam. Selama 5 abad pemerintahan Usmaniyah
telah memainkan peran yang pertama dan satu-satunya dalam menjaga dan
melindungi kaum muslim. Usmaniyah merupakan pusat khalifah Islam yang terkuat
pada masa itu, bahkan merupakan Negara paling besar di dunia.
Sekalipun telah muncul pada tahun 699 H / 1299 M, namun
pemerintahan ini belum menjadi khalifah. Orang-orang Usmaniyah belum
mengumumkan kekhalifahan mereka, hingga akhirnya khalifah Abbasiyah di kairo
menyerahkan kepada mereka kekhalifahannya pada tahun 923 H / 1517 M.[2]
Di Negara- Negara Arab pada masanya, kerajaan turki usmani
merupakan kerajaan terbesar dan peling lama berkuasa, bralangsung selama enam
abad lebih (1281-1924 M). pada masa pemerintahan turki Usmani, para sultan
bukan hanya merebut negri-negri Arab, tetapi juga seluruh wilayah kaukasus dan
wina bahkan sampai ke balkan. Dengan demikian tumbuhlah pusat-pusat Islam di
Trace, Mecodonia, dan sekitarnya.
Eksistensi
kerajaan turki Usmani sangnat diperhitungkan oleh ahli-ahli politik barat. Hal
ini didasarkan pada realita sejarah bahwa selama berabad-abad kekuasanya, turki
telah memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan peradaban, baik
dikawasan Negara-negara Arab, Asia bahkan Eropa.[3]
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Asal Mula Kerajaan Turki Usmani
Kerajaan Turki usmani di dirikan oleh bangsa pengembara
Turki dari kabilah Orguz yang mendiami daerah Asia tengah atau daerah utara
Cina.[4]
Habitat bangsa turki ini sangat luas yang terhampar dari Mongolia sampai dengna
Ukraina, sayang sekali kekuasaan turki yang disebut dengan “Tujueh” ini
terbelah menjadi beberapa kawasan kecil, disebelah timur misalnya, telah
jatuh kedalam kekuasaan Dinasti Thangdari Cina, sementara kawasan barat jatuh
ketangan Binzamtium.[5] Mereka masuk islam sekitar abad ke-9 atau ke-10.
Pada abad ke-13, di karenakan adanya tekanan Bangsa Mongol, atas
perintah kepala kabilah Sulaiman Syah, sejumlah kira-kira 400 kepala
keluarga yang di pimpin oleh putranya Ertoghul mengungsi ke saudara
mereka Turki Saljuk yang berpusat di Konya Anatolia daerah dataran tinggi
Asia Kecil, dan merekapun mengabdikan diri kepada Sultan Turki Saljuk Alauddin
II yang kebetulan sedang berperang melawan kemaharajaan Romawi Timur
Bizantim.
Berkat bantuan mereka, Sultan Alauddin II dapat meraih
kemenangan dan Sultan menghadiahkan untuk mereka sebidang tanah di Asia
kecil, yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak saat itu merekapun
membangun daerahnya dan menjadikan Syukud sebagai ibu kota. Pada
tahun 1289 M Erthoghul meninggal, di gantikan oleh putranya Usman sebagai
penerus kepemimpinan yang Sebagaimana ayahnya Usman juga banyak
berjasa kepada sultan Alauddin II dengan keberhasilanya menduduki
benteng-benteng Bizamtium yang berdekatan dengan kota Broessa.
Kemenangan
dalam setiap pertempuran banyak di raih Usman sehingga Sultan pun semakin
bersimpati dan banyak memberi hak istimewa pada Usman. Hingga pada
tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang dan mengakibatkan
Sultan Alauddin II terbunuh dengan tampa meninggalkan putra sebagai
pewaris tahta, Sebab itu Usman pun memproklamirkan kemerdekaan
sebagai Padisyah Al Usman dalam kesultanan Usmani. Dalam
kepemimpinannya, Kerajaan semakin luas dan kuat sehingga dapat
menduduki benteng-benteng Bizantium dan menaklukan kota Broessa yang pada tahun
1326 M menjadi ibu kota kerajaan.[6]
B. Fase Perkembangan Kerajaan Turki Usmani
Sepeninggal Sultan Usman pada Tahun 1326 M, Kerajaan di
pimpin oleh anaknya Sultan Orkhan I (1326-1359 M). Pada masanya
berdiri Akademi militer sebagai pusat pelatihan dan pendidikan,
sehingga mampu menciptakan kekuatan militer yang besar dan dengan
mudahnya dapat menaklukan Sebagian daerah benua Eropa
yaitu, Azmir (Shirma) tahun 1327 M, Tawasyanli 1330 M, Uskandar 1338 M,
Ankara 1354 M dan Galliopoli 1356 M.
Setelah memantapkan kedudukannya di Eropa rezim usman
mendatangkan tentara turki slam jumlah yang sangat besar kenegeri Bulkan dan
menduduki yunani. Kekuasaan dinasti usmani ini terhadap wilayah bagian barat
Balkan telah dikuasai secara sempurna sejak kemenangannya. Di atas landasan
imperium Eropa mereka segera melancarkan upaya pencaplokan beberapa wialyah
kesultanan turki yang menjadi saingannya di Anotolia barat dan mempersiapkan
bagi penyerbuan ke Constatinopel.[7]
Ketika Sultan Murad I (1359-1389 M) pengganti orkhan
naik. Ia memantapkan keamanan dalam negri dan melakukan perluasan ke
benua Eropa dengan menaklukan Adrianopel (yang kemudian menjadi ibu kota
kerajaan baru) , Macedonia, Sopia, Salonia, dan seluruh bagian utara Yunani.
Merasa cemas dengan kesuksesan Kerajaan Usmani, negara Kristen Eropa pun
bersatu yang di pimpin oleh Sijisman memerangi kerajaan, hingga
terjadilah pertempuran di Kosovo tahun 1389 M, namun musuh dapat di pukul
mundur dan di hancurkan.
Pada tahun 1389 M, Sultan Bayazid naik tahta (1389-1403 M),
Perluasan berlanjut dan dapat menguasai Salocia, morea , Serbia,
Bulgaria, dan Rumania juga pada tahun 1394 M, memperoleh kemenangan dalam
perang Salib di Nicapolas.Selain menghadapi musuh-musuh Eropa, Kerajaan juga
di paksa menghadapi pemberontak yang bersekutu dengan Raja islam yang
bernama Timur Lenk di samarkand. Pada tahun 1402 M pertempuran hebat pun
terjadi di Ankara , yang pada akhirnya Sultan Bayazid dengan kedua
putranya Musa dan Erthogrol, tertangkap dan meninggal di tahanan pada tahun
1403 M. Sebab kekalahan ini Bulgaria dan Serbia memproklamirkan kemerdekaannya.
Setelah Sultan Bayazid meninggal, terjadi perebutan
kekuasaan di antara putra -putranya (Muhammad, isa dan sulaiman) namun di
antara mereka Sultan Muhammad I lah yang naik tahta (1403-1421 M), di
masa pemerintahannya ia berhasil menyatukan kembali kekuatan dan
daerahnya dari bangsa mongol, terlebih setelah Timur
lenk meninggal pada tahun 1405 M. Pada tahun 1421 M, Sultan Muhammad
meninggal dan di teruskan oleh anaknya, Sultan Murrad II (1421-1484 M) hingga
mencapai banyak kemajuan pada masa Sultan Muhammad II/ Muhammad Al Fatih
(1451-1484 M) putra Murrad II. Pada masa Muhammad II, Tahun 1453 M ia
dapat mengalahkan Bizantium dan menaklukan Konstantinopel . Setelah Beliau
meninggal di gantikan oleh putranya Sultan Bayazid II.
Dari semenanjung Balkan daulah Usmaniyah melebarkan sayapnya
kesebelah Timur sehingga dalam waktu singkat seluruh Persia dan Irak yang
dikuasai daulah Safawiyah yang beraliran Syi’ah dapat direbut.
The way the Jews settled in Ottoman lands during the time of
sultan Bayazid II, after being subjected to massacre and exile in the catholic
kingdoms of Spain and Portugal, is a fine example of the tolerance that islamic
morality brings with it. The catholic monarchs who ruled much of Spain at the
time brought grave pressure to bear on the Jews who had formerly lived in peace
under muslim rule in andalusia.While muslims, Christians and Jews were able to
live side by side in peace in Andalusia, the Catholic monarchs tried to force
the whole country to become christian, and declared war on the muslims while
oppressing the Jews. As a result, the last muslim ruler in the Granada region
of southern Spain was overthrown in 1492. Muslims were subjected to terrible
slaughter, and those Jews who refused to change their religion were sent into
exile.[8]
Selanjutnya menguasai Syam dan Mesir sehingga pada tahun
1516 M/923H dinasti Usmaniyah memegang kendali Dunia Islam dengan pusat
pemerintahanya di Istambul.[9]
Berbeda dengan Ayahnya, Sultan Bayazid II (1481-1512
M) lebih mementingkan kehidupan Tasawuf dari pada penaklukan
wilayah, sebab itu muncul controversial akhirnya ia mengundurkan diri dan di
gantikan putranya Sultan Salim I Pada masa Sultan Salim I (1521-1520 M) terjadi
perubahan peta arah perluasan, memfokuskan pergerakan ke arah timur
dengan menaklukan Persia, Syiria hingga menembus Mesir di Afrika Utara
yang sebelumnya di kuasai mamluk. Setelah Sultan Salim I Meninggal, Muncul
Putranya
Sultan
Sulaiman I(1520-1566 M) sebagai Sultan yang mengantarkan Kerajaan Turki Usmani
pada masa keemasannya, karena telah berhasil menguasai daratan Eropa hingga
Austria , Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria dan Rumania, Afrika
Utara hingga Mesir, Aljazair, Libia, Dan Tunis. Asia hingga Persia, Amenia,
Siria . meliputi lautan Hindia, Laut Arabia, Laut Tengah, Laut Hitam. juga
daerah-daerah di sekitar kerajaan seperti Irak, Belgrado, Pulau Rodes, Tunis,
Budapest dan Yaman.
C. Fase Kemunduran Kerajaan Turki Usmani
Setelah Beliau meninggal di gantikan putranya Sultan Salim
II (1566-1573 M) yang mana sejarah mencatat sebagai titik awal masa kemunduran
Kerajaan Turki Usmani setelah Berkuasa lebih dari 2 setengah abad.
Pada masa pemerintahan Salim II, Terjadi pertempuran dengan Armada Laut
Kristen yang di Pimpin oleh Don Juan dari Spanyol di Selat Liponto Yunani.
Turki Usmani Kalah yang mengakibatkan Tunisia dapat di rebut Musuh. Pengganti
Salim II adalah Sultan Murad III ((1574-1595 M) ia dapat menyerbu Kaukasus, dan
menguasai Tiflis di laut Hitam pada tahun 1577 M, merebut kembali Tabriz,dan
menundukan Georgia. Namun karena Berkepribadian Jelek dan suka memperturutkan
Hawa nafsunya, muncul kekacauan dalam negri. Kekacauanpun menjadi-jadi setelah
Sultan Muhammad III (1595-1603 M) naik tahta, Austria berhasil memukul Kerajaan
yang menjadikan Wibawa Kerajaan Turki Usmani hilang di mata bangsa-bangsa
Eropa.
Selanjutnya Sultan Ahmad I (1603-1617 M) Naik tahta,
Ia bangkit kembali berusaha memperbaiki situasi dalam negri , Namun
hasilnya kurang maksimal. Sesudah Sultan Ahmad I, Keadaan semakin
memburuk setelah naiknya Sultan Mustafa (1617-1618 M dan 1622-1623 M) pada
awalnya dia hanya setahun menjabat karena tidak bisa mengatasi gejolak Politik
dalam negri sehingga di paksa turun melalui Fatwa Syaikh Al Islam Setelah
Mustafa turun di gantikan oleh Sultan Usman II (1618-1622 M), Namun Ia juga
tidak mampu memperbaiki keadaan, hingga Persia lepas dari kekuasaan. Dan di
lanjutkan kembali oleh Sultan Mustafa namun hanya setahun, Ia pun di gantikan
oleh Sultan Murrad IV (1623-1640 M) yang kemudian mampu memperbaiki, menyusun
dan menertibkan pemerintahan kembali.
Namun situasi kembali berubah setelah Sultan Ibrahim Naik
tahta (1640-1648 M) pada masanya orang-orang Venesia berhasil mengusir Turki
Usmani dari Cyprus dan Creta tahun 1645 M, Sebab kekalahan itu kekuasaan di
pegang oleh Muhammad Koprulu sebagai perdana mentri yang di beri kekuasaan
absolut, berhasil mengupayakan stabilitas negara. Sepeninggal Koprulu, kerajaan
di pegang oleh anaknya, Ibrahim. Sejak di pimpin ibrahim, kerajaan selalu kalah
dalam peperangan sehingga banyak wilayah yang melepaskan diri dari Kerajaan dan
terebut oleh Bangsa Eropa.
Pada tahun
1699 M, terjadi perjanjian Korlowith yang memaksa Kesultanan Turki usmani
melepaskan Hongaria, Slovenia, Kroasia kepada Hapsburg dan Hemenietz. Podolia,
Ukraina, Morea, dan Dalmatia kepada bangsa Venetia. Pada tahun 1770 M,
Bangsa Rusia pun dapat mengalahkan Turki Usmani di sepanjang pantai Asia kecil.
Walaupun kelak dapat di kuasai kembali pada masa Sultan Mustafa III (1757-1774
M) Setelah sultan Mustafa III, di gantikan oleh Sultan yang lemah yaitu, Abdul
Hamid (1774-1789 M). Di kutcuk kinarja ia mengadakan perjanjian kinarja dengan
Catherine II dari Rusia. Yang mana Kerajaan di haruskan menyerahkan
benteng-benteng yang ada di laut hitam, mengizinkan Armada Rusia melewati Selat
antara laut hitam dan putih, dan mengakui kemerdekaan Crimea.[10]
D. Turki Muda dan Perang Dunia I
Pembaharuan yang dilakukan oleh sultan Abdul Hamid atas dukungan Usmani Muda
tidak memuaskan sejumlah pemikir yang tergabung dalam Turki Muda. Turki
Musa berhasil melaksanakan revolusi (24 juli 1908) melalui partai Ittihad ve
Terekki yang dibentuk untuk menjatuhkan sultan pada tahun 1907 di paris.
Setelah berkuasa Turki Muda terbagi menajdi dua: pertama, Turki Muda
Leberalyang menghendaki sistem pemerintahan otonomi bagi daerah-daerah
(desentralisasi). Kedua, kelompok Turki Muda yang tergabung kedalam partai Ittihad
ve Terekki yang ingin mempertahankan sistem pemerintahan yang
sentralistik. Sehingga partai Ittihad ve Terekki tampil sebagai
pemenang.[11]
Perang dunia I terjadi pada tanggal 2 agustus 1914 di Eropa. Turki bersekutu
dengan jerman. Tanggal 23 November 1914, Turki melalui syaykh al-Islam,
mengumumkan perang suci dengan harapan mendapat dukungan umat Islam secara
luas. Akan tetapi, perang ini membuat umat Islam berkotak-kotak. Perang ini
juga menjadi bencana bagi turki Usmani karena melahirkan gerakan yang
berusaha melepaskan diri dari Turki. Pertama revolusi Arab, Syarif Husen
menyatakan perang terhadap turki (1916) dan tentara turki terusir dari mekka,
Jeddah dan madinah. Kedua, bangsa Syiria dan Transyordan bangkit melawan Turki
karena pengearuh oleh revolusi Arab. Ketiga, terjadi pembelokan yang dilakukan
oleh tentara yang berasal dari suku Arab.
Turki Muda berakhir dengan kegagalan dalam memperbaiki Turki Usmani. kabinet
membubarkan diri dan lahirnya perdana mentri baru, Ahmad Izzet Pasya, yang
berusaha memperbaiki keadaan Turki dengan melakukan perdamaian dengan
pihak-pihak pemenang dalam perang Dunia I.[12]
E. Gerakan Nasionalisme dan Peran Kemal Atatruk
Setelah
perang Dunia I, muncul pula pergerakan militer yang di kepalai oleh Mustafa
kamal Atatruk di Turki selatan. Tugasnya adalah merebut Izmir dari tangan
tentara sekutu, mustapa kemal berhasil menyelamatkan Turki dari penjajahan
Barat.
Mustapa kemal menentang sultan di Istanbul dengan mendirikan pemerintahan
tandingan di Anatolia dengan mendaklarasikan pernyataan-pernyataan sebagai
berikut:
1. Kemeedekaan tanah air dalam keadaan
bahaya
2. Sultan tidak dapat menjalankan
pemerintahan karena berada dibawah kekuasaan sekutu
3. Rakyat Turki harus berusaha sendiri
untuk membebaskan tanah air dari kekuasaan asing.
4. Gerakan pembela tanah air harus
dikoodinir oleh panitia nasional
Golongan nasional menjadi pemenang
dalam pemilu dan Mendirikan Dewan Nasional di Ankara dengan berhasil
membentuk Majelis Nasional Agung (MNA) (1920), dalam siding ini Mustafa Kemal
terpilih sebagai ketua.
Pembaharuan yang dilakukan Mustafa Kemal
adalah:
1. Pemisahan antara pemerintahan dengan
agama. Ide ini diterima oleh MNA (1920)
2. Kedaulatan Turki bukan ditangan
sultan, tetapi ditangan raktyat
3. Jabatan khalifah dipertahankan,
tetapi hanya memiliki kewenangan spiritual, sedangkan kewenangan
duniawinya ditiandakan (1922)
4. Khalifah wahid al-Din dipecat dari
jabatannya karena berkhianat dengan melarikan diri dibawah perlindungan inggris
dan Abdl Majdid diangkat sebagai penggantinya
5. Berubahnya bentuk Negara dari bentuk
khalifah menjadi bentuk republic dan islam menjadi agama Negara (1923)
6. MNA memutuskan bahwa jabatan
khalifah dihapuskan karena dianggap melahirkan dualisme kepemimpinan (1924)
7. Turki mendeklarasikan sebagai Negara
sekuler dengan menghapus Islam sebagai agama Negara (1937).[14]
F. Peradaban yang berkembang
Kerajaan
Turki usmani merupakan salah satu kerajaan Islam yang bertahan lama yang mampu
mengembangkan peradaban dalam berbagai hal. Selain pembangunan dalam bentuk fisik,
perkembangan pesat juga terjadi dalam hal pemikiran.
·
Pada
bidang militer dan pemerintahan
1. Adanya Akademi militer sebagai pusat pendidikan dan
pelatihan
2. Terbentuknya tentara tangguh Jenissari dan Taujiah
3. Adanya Kitab Muqtadha Al-Abhur, sebagai UU Pemerintahan.
·
kemajuan
dibidang ilmu pengetahuan
Pada Bidang Ilmu Pengetahuan dan seni budaya Sebab Turki
Usmani Kurang Fokus terhadap ilmu pengetahuan, maka Bidang ilmu pengetahuan pun
kurang menonjol tidak seperti Dinasti islam sebelumnya. Adapun
beberapa tokoh termasyhur dari beberaa disiplin ilmu yang muncul
kala itu, di antaranya :
1. Abdulrauf Al Manawy dan Abdul Wahab Syarany , sebagai
ahli hadis dan tasawuf
2. As Shadar bin Abdurrahman Al Akhdhary, sebagai ahli
Filsafat dan mantiq
3. Daud Inthaqy dan Sahabudin bin salamah Qaliyuby, ahli
dalam bidang kedokteran
4. Ibnu Hasan Samarkandy, sebagai ahli ilmu politik
5. Qari Al Harawy, sebagai ahli musik
6. Ibnu Diba Az zabidy dan Abdul ghani An nablusy, sebagai
ahli sejarah
7. Aisyah Bauniyah dan Ali khan, sebagai ahli sastra
8. Abdulqadir Baghdady dan Az zabidy, sebagai ahli bahasa
9. Muammar Sinan, sebagai ahli di bidang arsitektur
10. Musa Azam, Sebagai ahli seni.[15]
Adapun mengenai budaya sosial, Budaya Turki Usmani
sangat di pengaruhi oleh tiga budaya. Dari kebudayaan persia mereka mengambil
ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana. Ajaran tentang
prinsip-prinsip ekonomi , sosial,kemasyarakatan, dan keilmuan mereka mengambil
dari Bangsa Arab. Sedangkan pemerintahan dan organisasi kemiliteran mereka
banyak dapat dari Bizantium.
Dalam menjalankan ilmu pemerintahan,
pemimpin turki Usmani menggunakan dua gelar sekaligus: khalifah dan sultan.
Khalifah sebagai simbol penguasa dunia dan khalifah juga symbol sebagai
penguasa spritual (agama). Secara praktis, pemimpin turki Usmani memiliki dua
pembantu utama.
a. Mufti atau Syaykh al-Islam yang
berwenang mewakili pemimpin turki Usmani dalam melaksanakan wewenang spiritual.
b. Shadhr al-a’zham (perdana mentri)
yang berwenang mewakili pemimpin Turki Usmani dalam melaksanakan duniawi.[16]
Ulama
dan sejumlah karyanya yang dihasilkan pada masa Turki Usmani adalah:
1. Mustafa Ali (1541-1599), ahli
sejarah. Diantara karyanya adalah Kunh al-Akhbar, yang berisi sejarah dunia
dari Adam As sampai Yesus, sejarah Islam awal hingga Turki Usmani.
2. Evliya Chelebi (1614-1682), ahli
ilmu sosial. Diantara karyanya adalah Seyabat Name (buku pedoman perjalan) yang
berisi tentang masyarakat dan Turki Usmani.
3. Arifi (1561), sejatawan istana.
Diantara karyanya adalah Shah-name –I al-Osman yang berisi cerita tentang
keluarga raja-raja Usmani.
Selain
meninggalkan buku-buku sebagai kekayaan sejarah, Turki Usmani juga meninggalkan
sejumlah bangunan yang memperlihatkan keunggulan penguasaan teknologi pada
zamannya. Masjid Aya Sophia, Masjid Agung Sultan Muhammad Al-Fatih, masjid Abu
Ayub Al-Anshari, masjid Byazid dan masjid Sulaiman al-Qanuni, merupakan masjid
yang berasitektur tinggi dengan menggunakan “kubah batu” yang menggambarkan
persaingan antara Islam dengan Kristen.[17]
· Pada bidang Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki
mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan politik. Masyarakat di
golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat
sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Oleh karena itru, ajaran
ajaran thorikot berkembang dan juga mengalami kemajuan di Turki Usmani
1.Adanya jabatan Mufti sebagai
Pejabat urusan agama tertinggi, yang memiliki kuasa legitimasi dalam hukum
kerajaan[18]
2.Dalam bidang Tasauf berkembang
tiga tarekat besar yang memberikan dukungan kuat bagi kerajaan:
ü Tarekat Baktasyi, Tarekat ini dibawa
oleh Ahmad Yasawi (1169 M) dan pengikutnya pernah menjadi tentara yang sangat
tangguh dalam berbagai penaklukan yang dilakukan oleh kerajaan Turki Usmani.
ü Tarekat Maulawiyah, tarekat ini
dibawa oleh Jalaluddin Rumi (1273 M), ia memperkenalkan sama’, sebuah tarian
untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan zikir tertentu.
ü Tarekat Naqsabandiyah, tarekat ini
memperkenalkan zikir khafi (diam/tidak bersuara) dan masih berkembang sampai
saat ini.[19]
· Pada bidang Ekonomi
Tercatat
beberapa kota yang maju dalam bidang industri pada waktu itu di antaranya:
Mesir sebagai pusat produksi kain sutra dan katun Anatoli selain sebagai
pusat produksi bahan tekstil dan kawasan pertanian yang subur, juga menjadi
pusat perdagangan dunia pada saat itu.[20]
·
Bidang
Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, dinasti ini
mendirikan sejumlah madrasah. Mdrasah yang pertama didirikan adalah di Inzik
(1331 M) dengan medatangkan pengajaran dari Iran dan Mesir. Madrasah berikutnya
didirikan di Bursa, Edirne dan Istanbul. Madrasah di Turki Usmani dibentuk
dengan memperlihatkan jenjang dan materi ilmu yang diajarkan adalah bahasa
Arab, Nahwu, Sharaf, mantik, teologi, hukum, astronomi, geometrid an
retorika.[21]
G. Faktor-Faktor yang menyebabkan kehancuran Turki
Usmani
1.
Wilayah kekuasaan yang terlalu luas
Perluasan wilayah yang begitu cepat yang terjadi pada kerajaan Usmani,
menyebabkan pemerintahan merasa kesulitan dalam melakukan administrasi pemerintahan,
terutama pasca pemerintahan Sultan Sulaiman. Sehingga administrasi pemerintahan
kerajaan Usmani tidak beres. Tampaknya penguasa Turki Usmani hanya mengadakan
ekspansi, tanpa mengabaikan penataan sistem pemerintahan. Hal ini menyebabkan
wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian
berusaha melepaskan diri
2. Heterogenitas penduduk
Sebagai kerajaan besar, yang
merupakan hasil ekspansi dari berbagai kerajaan, mencakup Asia kecil, Armenia,
Irak, Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi heterogenitas
penduduk. Dari banyaknya dan beragamnya penduduk, maka jelaslah administrasi
yang dibutuhkan juga harus memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Akan tetapi kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak memiliki administrasi
pemerintahan yang bagus di tambah lagi dengan pemimpinpemimpin yang berkuasa
sangat lemah dan mempunyai perangai yang jelek
3. Kelemahan para Penguasa
Setelah sultan Sulaiman wafat, maka
terjadilah pergantian penguasa. Penguasa-penguasa tersebut memiliki kepribadian
dan kepemimpinan yang lemah akibatnya pemerintahan menjadi kacau dan susah
teratasi.
4. Budaya Pungli
Budaya ini telah meraja lela yang mengakibatkan dekadensi moral terutama
dikalangan pejabat yang sedang memperebutkan kekuasaan (jabatan).
5. Pemberontakan-Pemberotakan Tentara Jenissari
Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat kali
yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M dan 1826 M. Pada masa belakangan pihak Jenissari
tidak lagi menerapkan prinsip seleksi dan prestasi, keberadaannya
didominasi oleh keturunan dan golongan tertentu yang mengakibatkan adanya
pemberontakan-pemberontakan.
6. Merosotnya Ekonomi
Akibat peperangan yang terjadi secara terus menerus maka
biaya pun semakin membengkak, sementara belanja negara pun sangat besar,
sehingga perekonomian kerajaan Turki pun merosot
7. Kurang berkembangnya ilmu
pengetahuan
Ilmu dan Teknologi selalu berjalan
beriringan sehingga keduanya sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Keraajan usmani
kurang berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini karena hanya
mengutamakan pengembangan militernya. Kemajuan militer yang tidak diimbangi
dengan kemajuan ilmu dan teknologi menyebabkan kerajaan Usmani tidak sanggup
menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.[22]
Para sultan dan khlifah Pemerintahan
Usman (699-1342 H / 1299-1923 M).[23]
No
|
Nama
Penguasa
|
Awal
masa kekuasaan
|
Cirri
fase ini
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
|
Masa
kesultanan:
Usman
bin Ortoghal
Urkhan
bin usman
Murad
bin Aurkhan
Bayazid
bin murad
Masa
pertikaian diantara anak-anak bayazid:
Muhammad
I bin Bayazid
Murad
II bin Bayazid
Muhammad
II (al-Fatih)
Bayazid
bin Muhammad
Masa
khalifah:
Salim
I bin bayazid
Sulaiman
(al-Qanuni) bin Salim
Salim
II bin Sulaiman
Murad
III bin Salim
Muhammad
III bin Murad
Ahmad
I bin Muhammad
Musthafa
bin Muhammad
Usman
II bin Ahmad
Mustafa
I (kali kedua)
Murad
IV bin Ahmad
Ibrahim
I bin Ahmad
Muhammad
IV bin Ibrahim
Sulaiman
II bin Ibrahim
Ahmad
II bin Ibrahim
Musthafa
II bin Muhammad
Ahmad
II bin Muhammad
Mahmud
I bin Musthafa
Usman
III bin Musthafa
Musthafa
III bin Ahmad
Hamid
I bin Ahmad
Salim
III bin M.usthafa
Musthafa
IV bin Bdul Hamid
Mahmud
II bin Abdul Hamid
Abdul
majid I bin Mahmud
Abdul
Aziz bin Muhammad
Murad
V bin Abdul Majid
Abdul
Hamid II bin Abdul Majid
Muhammad
Rasyad bin Abdul Majid
Muhammad
Wahiduddin bin Abdul Majid
Abdul
Majid bin Abdul Aziz
|
699
H / 1299 M
726
H / 1325 M
761
H / 1359 M
791-805
M / 1389-1402 M
816
H / 1413 M
824
H / 1421 M
855
H / 1451 M
886
H / 1481 M
918
H / 1512 M
926
H 1519 M
974
H / 1566 M
982
H / 1574 M
1003
H / 1594 M
1012
H 1603 M
1026
H / 1617 M
1027
H / 1617 M
1031
H / 1621 M
1032
H / 1622 M
1049
/ 1639 M
1058
H 1648 M
1099
H / 1687 M
1102
H / 1690 M
1106
H / 1694 M
1115
H / 1703 M
1143
H / 1730 M
1168
H / 1754 M
1171
H / 1757 M
1187
H / 1173 M
1203
H / 1788
1222
H / 1807 M
1223
H / 1808 M
155
H / 1839 M
1277
H / 1860 M
1293
H 1876 M
1293
H/ 1877 M
1328
H / 1910 M
137
H / 1918 M
1340-342
H / 1921-1923 M
|
Masa
Sultan yang Kuat
Masa
kekuatan dan khalifah Masa
kelemahan
Masa
kelemahan
Masa
kemerosotan
dan
kemunduran
Masa
pengeuasaan sultan dan
peninggian
|
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Kerajaan Turki usmani di dirikan oleh bangsa pengembara
Turki dari kabilah Orguz yang mendiami daerah Asia tengah atau daerah utara
Cina. Kemenangan dalam setiap pertempuran banyak di raih Usman sehingga
Sultan pun semakin bersimpati dan banyak memberi hak istimewa
pada Usman. Hingga pada tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang
dan mengakibatkan Sultan Alauddin II terbunuh dengan tampa
meninggalkan putra sebagai pewaris tahta, Sebab itu Usman pun
memproklamirkan kemerdekaan sebagai Padisyah Al Usman dalam
kesultanan Usmani.
Melalui pujangga-pujangga turki Utsmani ini maka
perluasan wilayahpun sangat pesat dari semenanjung Balkan daulah Usmaniyah melebarkan
sayapnya kesebelah Timur sehingga dalam waktu singkat seluruh Persia dan Irak
yang dikuasai daulah Safawiyah yang beraliran Syi’ah dapat direbut dan juga
kedaerah-daerah lain.
Kemunduran kerajaan Turki Utsmani ini berawal Sultan Salim
II (1566-1573 M) yang mana sejarah mencatat sebagai titik awal masa kemunduran
Kerajaan Turki Usmani setelah Berkuasa lebih dari 2 setengah abad.
Pada masa pemerintahan Salim II, Terjadi pertempuran dengan Armada Laut
Kristen yang di Pimpin oleh Don Juan dari Spanyol di Selat Liponto Yunani.
Turki Usmani Kalah yang mengakibatkan Tunisia dapat di rebut Musuh.
Pada tahun 1342 H / 1923 M khalifah Islamiyah dihapus, lalu
turki berganti menjadi republic sekuler. Musthafa kemal menjadi presiden dengna
model kepemimpinan dictator. Pemilihannya sebagai peresiden telah dikukan
beberapa kali. Namun, ini tidak menyelamatkan rakyat hingga kematianya pada
tahun 1357 H / 1938 M.
DAFTAR PUSTAKA
Abu
Su’ud, islamologi, Jakarta: Rineka Cipta, 2003
Ahmad
Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta: Bulan Bintang,1995
Ahmad Al-Usairy, Sejarah
Islam, Jakarta: Akbar, 2008
Busman Edyar, Ilda Hayati dkk (Ed.), Sejarah Peradaban
Islam, Jakarta: Pustaka Asatruss, 2009
Badri
Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada,2008
Harun
Yahya, War in the Qur’an. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.
Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial
Umat Islam, Jakarta: Raja Gafindo Persada, 2000
Jaih Mubarok, Sejarah
Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005.
Munawiyah
(dkk), Sejarah Peradaban Islam, Banda Aceh: PSW IAIN Ar-Raniry – Banda
Aceh, 2009.
Musyrifah
Sunanto, Sejarah Islam KLasik, (Jakarta: Kencana, 2007
[1] Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar, 2008)
hal. 356
[2] Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar, 2008)
hal. 351
[3] Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 180
[4] Badri yatim, Sejarah
Peradaban Islam, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,2008) hal.129
[5] Abu Su’ud, islamologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hal.
95.
[6] Busman Edyar, Ilda Hayati,
Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta, Pustaka Asatruss,2009) Hal.140
[7] Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: Raja
Gafindo Persada, 2000) hal. 473
[8] Harun Yahya, War in the Qur’an. (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2002), hal. 54.
[9] Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam KLasik, (Jakarta:
Kencana, 2007), hal. 241.
[10] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada,2008) hal.165
[11] Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung:
Pustaka Bani Quraisy, 2005), hal. 182
[12] Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung:
Pustaka Bani Quraisy, 2005), hal. 183
[13] Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung:
Pustaka Bani Quraisy, 2005), hal. 185
[14] Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung:
Pustaka Bani Quraisy, 2005), hal. 186
[15] A.Hasjmy, Sejarah Peradaban Islam, ( Jakarta: PT. Bulan
Bintang, 1995) Hal.306-409
[16] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek,
(Jakarta: UI-Press, 1986), hal 17.
[17] Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung:
Pustaka Bani Quraisy, 2005), hal. 176
[18] Badri yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada,2008) hal.135-137
[19] Munawiyah (dkk), Sejarah Peradaban Islam, (Banda Aceh: PSW
IAIN Ar-Raniry – Banda Aceh, 2009), hal. 177.
[20] Busman Edyar, Ilda Hayati,
Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta, Pustaka Asatruss,2009) Hal.147
[21] Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung:
Pustaka Bani Quraisy, 2005), hal. 177
[22] Munawiyah (dkk), Sejarah Peradaban Islam, (Banda Aceh: PSW
IAIN Ar-Raniry – Banda Aceh, 2009), hal. 179
[23] Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar, 2008)
hal. 357-358
0 Response to "makalah tentang PERADABAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN TURKI UTSMANI"
Post a Comment