Ringkasan
materi
A. Pengertian
Sejarah Qiraat
Berdasarkan bahasa, qiraah merupakan masdar dari kata
qiraah (membaca), jamaknya yaitu qiraat. Bila dirujuk berdasarkan pengertian istilah‘ilmiah,
qiraat adalah satu mazhab(aliran) pengucapan Al-Quran yang dipilih oleh salah
seorang Imam qurra’ sebagai suatu mazhab yang berbeda dengan mazhab lainnya.
Dengan kata lain ia membawa maksud perbedaan-perbedaan dalam membaca Al-Quran,
yaitu perbedaan lafaz-lafaz Al-Quran mengenai huruf-huruf dan cara
mengucapkannya di segi tebal atau tipis, panjang pendeknya dan sebagainya.
,
B. Latar
Belakang Timbulnya Perbedaan Qira’at.
Memang
bangsa arab merupakan bangsa yang mempunyai banyak lahajah (dialek) antara satu
kabilah dan kabilah yang lain, baik dari segi bahasa, bunyi, intonasi, maupun
hurufnya. Namun bahasa quraisy memiliki keistimewaan tersdendiri, dan lebih
tinggi daripada bahasa rab lainya. Ada beberapa factor mengapa bahasa quraisy
lebih dominan, diantaranya ; suku quraisy berdampingan denagn baitullah, dan
tempat persinggahan perniagaan. Maka wajarlah Al-qur’an diturunkan dengan bahsa
quraosy dan diturunkan pada Nabi Muhammad SAW yang merupakan orang quraisy
pula.
Banyaknya perbedaan dialek dalam
bahasa arablah yang menjadi penyempurna kemu;jizatan Al-rur’an, sebab dapat
dibaca, dihafal, dan difahami dalam berbagai dialek dan dengan macam-macam cara
pembacaanya.
Di dalam salah satu hadist
Rasulullah SAW dari ummar bin khattab yang artinya : aku mendengar hisyam bin hakim membaca surat al-furqan do masa hidup
Rasulullah SAW. Lalu aku sengaja mendengarkan bacaanya. Tiba tiba dia
membacanya dengan bacaan yang bermacam macam yang belum pernah dibacakan Nabi
kepedaku. Hampir saja aku serang dia dalam solat, tapi aku berusaha menunggu
dengan sabar sampai salam. Begitu dia salam aku tarik leher bbajunya. Serraya
aku bertanya “siapa yang mengajari bacaan surat ini?” Hisyam menjawab “yang
mengajar tadi adalah Rasulullah sendiri”. Aku gertak dia “kau bohong, demi
ALLAH, Rasulullah SAW telah mebacakan kepadaku surat yang tadi kau baca tadi
(tetapi berbeda dengan yang kau baca). Maka kuajak dia menghadap Rasulullah SAW
dan menceritakan peristiwanya. Lalu Rasulullah menyuruh hisyam membaca surat
al-furqan sebagaimana yang ia baca tadi. Kemudian Rasululaah berkomentar
“Demianlah bacaan surat itu diturunkan”. Lalu Raslullah berkata lagi
“sesungguhnya Al0quran itu diturunkan dalam tujuh huruf”. Maka bacalah mana
yang kalian anggap mudah. (H.R Albukhari,Muslim, Abu dawud, Annasa’I, Tirmidzi,
Ahmad, dan Ibnu jarir.
C. Syarat sratay diterimanya
sebuah Qira’at
1. Sanadnya Sahih – maksudnya,
suatu bacaan dianggap sahih sanadnya apabila bacaan itu diterima darisalah
seorang imam atau guru yang masyhur, tertib, tidak ada cacat dan sanadnya
bersambung hingga kepada Rasulullah SAW.
2. Sesuai Dengan Rasm ‘Usmani –
maksudnya, suatu qiraat dianggap sahih apabila sesuai dengan salah satu Mashaf
‘Usmani ( yang berjumlah 6 ) yang dikirimkan ke bnerbagai wilayah Islam kerana
ia mencakup sab’atu ahruf.
3. Sesuai dengan tata bahasa
Arab – Tapi syarat terakhir ini tidak berlaku sepenuhnya, sebab ada sebagian
bacaan yang tidak sesuai dengan tata bahasa Arab, namun karena sanadnya sahih
dan mutawatir maka qiraatnya dianggap sahih.
D. Tingkatan tingkatan Qiraat Al-qur’an
Dalam
imu qiraat terdapat berbagai macam qiraat yang dikenal sesuai dengan
tingkatanya, antar lain :
1. Mutawattir
yaitu qiraat yg diriwayatkan oleh banyak orang pada setiap tingkatanya sampai
ke Rasulullah SAW.
2. Mashyur yaitu
qiraat yang memiliki sanad sahih akan tetapi hanya sedikit yang eriwayatkanya.
3. Ahad yaitu qiraat
yang sahih akan tetapi tidak sesuai dengan rasm Ustmani ataupun kaidah bahsa
arab.
4. Syaz yaitu
qiraaat yang tidak meiliki riwayat yg sahih atau tidak sesuai dengan syarat- syarat
yg disahkan suatu qiraat.
5. Mudraj yaitu
qiraat yg disisipkan didalam Al-qur’an.
6. Maudu’ yaitu
qiraat yang dibuat buat.
E. Imam-imam Qiraat :
Diantara
iamam imam qiraat yang terkenal :
1. Imam Nafi’ :
- Qalon
- Wacasy
2. Imam Ibnu katsir :
- Bazzy
- Qumbul
3. Imam Ibnu amir :
- Hisyam
-- Ibnu Dzakwan
4. Imam Ashim :
- Hafs (riwayat yg
dipakai mayoritas masyarakat Indonesia)
- Syu’bah
5. Imam Hamzah :
- Khalaf
- Khollad
6. Imam Alkisa’I
:
F. Contoh kaidah qiraat ahih :
Dalam
pembahasan ini akan dipaparkan kaidah qiraat yng terkenal, antara lain :
1.
Isyman
Isyman
yaitu membaca harakat kata yang
diwaqaf tanpa suara dengan mengangkat dua bibir setelah menyukunkan huruf yang rafa’ (dhommah). Dalam hafs hanya ada
satu isyman pada kata di dalam (Q.S Yusuf:11), yakni lidah melafadzkan tanpa
ada perubahan suara, tetapa sama dengan tulisanya. Jadi seperti membaca “laa
ta’manuna” namun “nu” berupa dengungan saja, tidak dibunyikan. Lebih jelas
harus bertanya pada guru Qiraat.
2.
Naql
Naql secara
istilah berarti memindahkan haakat
kehuruf sebelumnya. Dalam riwaayat Hafs hanya ada satu pada
kata di dalam (Q.S Alhujurat:11). Alas an baca naql pada kata ( ) yaitu
terpatnya dua hamzah washal, yakni pada al ta’rif dn ismu yang mengapit lam
sehingga kedua hamzah tidak terbaca ketika disambung dengan kata sebelumnya
(menjadi bi’salismu).
3.
Saktah
Saktah
artinya memuruskan suara atau Qat’u shout didalam bacaan. Pada
akhir kalimat tanpa mengambil nafas. Didalam Al-qur’an hanya ada empat (ala
hafs) yaitu :
-
Al-kahfi : 1
-
Yasin : 52
-
Al-qiyanah : 27
-
Al-muthaffifin : 14
4. Imalah
Imalah
secara istilah imalah berarti memiringkan kearah kasrah ataupun
memiringkan alif ke ya’ (Abi Tahir,311) menurut rawayat hafs hanya terdapat
pada kata di dalam (Q.S Hus:41)
membacanya
jadi seperti “sate” jadi kata “majroha” dibaca mmenjadi “majreha’
G. Menyebutkan hikmah adanya perbedaan
Qira’at.
Diantara hikkmah adanya
perbedaan dalam Ilmu Qira’at :
1.
Mempermudah dalam memahami Al-qur’an.
2.
Mempermudah dalam membaca Al-qur’an.
3.
Mengadopsi dialek-dialek yang sulit dalam membaca Al-qur’an.
0 Response to "Ringkasan materi"
Post a Comment