Badan manusia terdiri atas berbagai organ atau alat-alat dalam. Organ-organ tersebut adalah: tulang, otot, syaraf, darah, cairan tubuh dan alat-alat dalam seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati, dll. Dari semua organ tersebut yang paling besar dan dominan adalah otot. Fungsi otot adalah melekat pada tulang dan menggerakkan tubuh. Ada sekitar 650 an otot dibadan manusia, dan semua otot tersebut berfungsi untuk menggerakkan tubuh, seperti mengangkat tangan, melempar dll.
Anatomi otot adalah sebagai berikut:
Myofibril
Terdiri atas serabut-serabut otot (miofibril) yang dapat bergerak satu dengan yang lain. Dikatakan serabut-serabut tersebut bergeser satu dengan yang lain yang disebut “sliding action”. Otot menempel pada tulang, dan bagian yang menempel pada tulang disebut tendo atau tendon. Tendon ini terdiri atas jaringan ikat yang kuat dan tidak elastis. Pada waktu kontraksi otot, yang berkontraksi adalah bagian otot yang tebal dan berserat (disebut sebagai bagian belly (perut). Bagian tendon tidak berkontraksi karena berfungsi sebagai tempat menempel ditulang. Bila mengadakan suatu gerakan dalam olahraga, maka otot akan berkontraksi berulang-ulang sesuai dengan cabang olahraga tersebut.
Suatu gerakan berulang-ulang dilakukan akan beresiko terjadi suatu cedera. Cedera ini dapat menimpa, otot, tulang, sendi, ligamen, tendo, dll. Tergantung dari cabang olahraganya, maka cedera tersebut juga akan spesifik untuk cabang tersebut. Misalnya pada olahraga renang, gerakan lengan pada sendi bahu yang berulang-ulang akan dapat menyebabkan cedera pada ligamen dan tendon otot sekitar bahu.
Benturan kaki pada tanah pada lari jarak jauh akan menyebabkan cedera pada telapak kaki. Begitu pula gerakan tubuh yang tiba-tiba dan cepat atau berganti arah, akan membebani persendian dan otot. Otot dapat menjadi robek serabutnya atau robek pada tendon. Bila robekan terjadi pada belly otot, maka proses penyembuhannya akan relatif cepat, karena bagian belly tersebut penuh dengan pembuluh darah. Banyaknya aliran darah akan menyebabkan pasokan makanan lebih banyak, sehingga cepat sembuh.
Pada tendo, maka terjadi hal sebaliknya, yaitu penyembuhan bersifat lama karena aliran darah dibagian tendon tersebut tidak banyak. Misalnya sering terjadi pada tendon Achilles, yaitu tendon otot betis yang menempel pada tumit. Cedera ini sering terjadi pada gerakan berlari, meloncat-loncat dan berganti arah tubuh secara tiba-tiba. Cedera ini sering terjadi pada sprinter (100m, 200 m lari). Macam cedera yang terjadi dapat berupa robekan total maupun sebagian.
Achilles tendinitis
Pada robekan total maka otot tersebut akan lumpuh, tidak dapat digerakkan karena otot tersebut tidak menempel pada tulang. Pada robekan yang sebagian (partial), gerakan masih dapat terjadi, tetapi terasa sakit. Selain kedua cedera tersebut, ada pula cedera yang disebut Achilles tendinitis, yaitu suatu radang, yang disebabkan karena pemakaian yang berlebih. Dalam kasus ini, tendo tersebut tidak robek, atau tetap utuh, tetapi terjadi robekan-robekan halus pada serabut tendo tersebut.
Gejalanya adalah rasa sakit pada gerakan biasa, apalagi bila lari atau meloncat. Bila terjadi pada sendi bahu yang lain, sehingga bahu terasa sakit pada setiap gerakan. Dapat juga terjadi tendinitis pada bahu tersebut. Pengobatan cedera tendo ini dapat bermacam-macam. Bila robek total, maka harus dioperasi, disambung kembali, kemudian di gips, tidak boleh bergerak beberapa bulan. Pada robekan yang kecil, operasi tidak diperlukan. Disini penting untuk menyadarkan atlet bahwa tendo tersebut sudah lemah, sehingga lebih baik jika berganti olahraga.
Pada cedera tendinitis, istirahat adalah terapi yang paling baik. Bila kaki tidak dibebani, artinya tidak lari, tidak loncat, maka cedera akan sembuh. Dapat juga dilakukan fisioterapi untuk mempercepat penyembuhan. Biasanya melakukan stretching (peregangan) pada tendo tersebut akan sangat membantu penyembuhan.
Untuk mencegah terjadinya cedera tendon ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
- Atlet harus memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan latihan beban; latihan ini harus meliputi seluruh otot tubuh dengan penekanan pada otot yang dominan pada olahraga tersebut. Misalnya pada olahraga lari yang dominan adalah otot betis. Untuk itu harus lebih diperhatikan latihan untuk otot tersebut.
- Beban latihan tidak boleh berlebih dan peningkatan beban latihan harus bertahap.
- Harus selalu lakukan peregangan pada setiap latihan, agar tendo dan ligamen tetap elastis dan kuat.
- Jangan lakukan gerakan berputar atau merubah posisi tubuh dengan cepat dan sembarangan. Gerakan-gerakan yang ceroboh seperti ini akan mudah menjadikan cedera
0 Response to "cegah cedera otot tendon dengan cara berikut"
Post a Comment